Tuesday, February 04, 2014

Virgo and Aquarius: The Healer and the Visionary


The combination of Virgo and Aquarius is quite a typical one. Aquarius gets off on visions, possibilities, and opportunities while Virgo is most concerned with making a relationship work. Mentally, both might have much to share but their physical aspects and worldly needs are very different from one another.
A Virgo man’s life revolves around himself. He is very analytical and pessimistic and expects perfection from those who surrounds him. He spends a lot of time pointing out the flaws of the others instead of looking in the mirror and finding the flaws within him. He is a focused person and due to it he may often miss all of the other things that are going on around him, such as the emotions of his friends or lover. Surprisingly, Virgo man is able to excel at carrying out the duties of a husband but the problem is to get him committed.
Aquarius woman is generally very friendly and sweet lady who is not just intelligent, but often genius. She may seem detached from the rest of the world but actually she is extremely alert, never missing a fine detail. She is very intuitive and often scary psychic. She is born with a fine tool that many others seemed to lack. Innately an alarm goes off inside of her telling her instantaneously something is not right. Love is not a very good idea for an Aquarius female in the beginning as she confuses it with friendship. But gradually she learns to care and feel.
Aquarius woman is very bubbly and friendly lady with an impressive intelligence to make a Virgo man fall for her. She loves to dream and admire her dreams and her fancy dream world. Nothing can ever stop her, not even her stable Virgo man. She brings a new spunk and excitement to the life of her Virgo male and shows him the horizons he has never ever dreamed of. Though it is not her ability to pay attention to fine detail, it is her intuition telling her that awakes her when something goes wrong or when he needs her helping hand. When she finds love that is fulfilling emotional, mentally and physically which she receives from her Virgo man, she is ready to head to the altar to get properly engaged. But sometimes she can be very cold and detached which can make him insecure.
A Virgo man is sincerely devoted to his woman and this is what makes him a great match for Aquarius woman. Though, he needs a great amount of time to ponder before making life altering changes, even if he is completely madly in love but once he decides then he is the most dedicated and loyal partner. He and his Aquarius woman do not really bother each other with their natures, but they rarely have much to do with one another. The timing between a Virgo man and Aquarius woman is typically off. She has the ability to show many people how wrong they truly are, which does not suits well with to him. Once he smells his own stench of failure, usually pointed out by his Aquarius lady, he shuts down and no longer wants to communicate with her. Together they lack the communication needed to keep a relationship thriving.

As the twinkling eyed Aquarius woman solves the silent mystery of her Virgo man and brings in new dimensions of excitement in his life, they both enjoy the warmth and fun of life with unconditional love and stability that is a rare thing for Aquarius woman to experience. Their love has all the expressions of enthusiasm and romance and yet has a silent serenity. With her expressing face — having a flashing quicksilver exquisiteness for her Virgo man — and he having all the care and substance to give to his Aquarius woman — they make a perfect togetherness with blissful thoughts and deep intellect. Their achievements and accomplishments are so very delightful for them, that they always bring home the trophy of success when they work shoulder to shoulder supporting each other. Together they discover the inner beauty of hearts and relations and understand the oneness that keeps them close forever.
As problems creep in the relationship of Aquarius woman and Virgo man, they get to move on in opposite directions more quickly then couple from other zodiac signs. When she finds that he has made a mistake that breaches their trust and loyalty she instantly becomes detached from the relationship. It is not that she is unable to forgive; it is that the purity of the relationship has been tainted with. She requires a pure clean connection with a man, so once the connection becomes fuzzy she disconnects and moves on to a new man who is able to provide her with purity. These two typically have a doomed stricken relationship. The only thing that can prevent destruction between the two would be true love. They may be able to find love in their intellectual worlds they both seem to live in. They both have to work very hard in order to keep a happy healthy relationship between the two.

courtessy from www.ask-oracle.com

Monday, December 02, 2013

"menye-menye' melulu............



CINTA MELULU..

“Lagu cinta melulu
Kita memang benar-benar Melayu
Suka mendayu-dayu
Lagu cinta melulu
Apa memang karena kuping Melayu?
Suka yang sendu-sendu
Lagu cinta melulu


Barangkali lirik lagu di atas yang akhirnya benar-benar menyadarkan saya bahwa lagu itu tidak hanya yang “menye-menye” saja, apalagi ditambah dengan rintihan kehidupan yang layaknya tidak ada kehidupan yang lebih baik dari hari ini. Berangkat dari lirik lagu “cinta melulu” dari Efek Rumah Kaca inilah yang sebenarnya penikmat musik bisa dengan jelas melihat, bahwa dalam sebuah lagu itu terdapat berbagai macam tema yang bisa diangkat. Mulai dari tema sosial, lingkungan, bahkan politik pun bisa diangkat. Namun semua itu tetap bergantung kepada tujuan dari karya tersebut dibuat, apakah untuk mendidik ataukah hanya untuk menambah pundi-pundi kantong semata. Menjamurnya Band-Band yang mengusung lagu sendu memang tidaklah salah, tapi apakah para penikmat tidak merasa akan lebih baik jika dibarengi dengan pesan-pesan moral yang lebih efektif?


Kalau dilihat lebih dalam lagi, tema lagu yang diangkat oleh Efek Rumah Kaca sebenarnya tidaklah asing bagi kita. Mulai dari “shopaholic” seperti di lagu belanja sampai mati, sampai kepada lagu berjudul “Di Udara” yang mengangkat aktivis Munir yang mewakilkan pesan mendalam bagi mereka yang mengenal sosok pejuang tersebut. Balik ke masa sebelumnya, lagu bertema lingkungan pun sempat dijajal oleh Nugie yang telah menelurkan 3 buah album bertemakan lingkungan yaitu Bumi (1995), Air (1996) dan Udara (1998) dan pada akhirnya menghantarkan dia menjadi aktivis lingkungan hingga kini. Di kancah politik pun, sebut saja dedengkot seperti Iwan Fals, sempat menjadi ancaman bagi para pelaku politik yang manakala saat itu merasa tersindir dengan lagu-lagunya seperti Oemar Bakrie dan Bento. Tak urung Iwan pun pernah ditahan lantaran menyuarakan suara saat para pejuang mahasiswa berdemo sana sini. Tanpa basa basi, di masa yang berbeda, muncullah sekelompok anak muda dari gang Potlot yang menamakan dirinya Slank (yang dilihat-lihat memang bergaya slenge’an). Seperti layaknya sebuah reinkarnasi, sosok Iwan Fals yang mulai redup dengan kritikan sosial sana sini kembali dihidupkan oleh Slank yang mengusung lagu bertema isu-isu sosial, kritikan tajam sampai pesan moral yang sangat mudah untuk dimengerti. Terbuktikan dengan adanya kasus pencekalan lagu mereka yang sebenarnya agak terlambat sekali dilakukan lantaran lagu tersebut sudah sejak ada di tahun 2004. mereka yang merasa tersindir dengan lagu “Gosip Jalanan” pun sempat berang dengan lirik tersebut. Tetapi tak selang lebih dari 48 jam selepas para kaum berdasi akan melayangkan surat pencekalan, tertangkaplah juga teman mereka yang dituduh menerima suap dari kliennya. Lalu, apakah yang disebut dengan demikian? Ironis bukan?


Sudahlah, sudah saatnya bangsa Indonesia mendengarkan lagu-lagu yang bersifat mendidik. Tidaklah salah apabila mengangkat tema cinta-cintaan, selingkuh-selingkuhan (walaupun dahulu tema ini seakan-akan tabu untuk dibicarakan, dan kini menjadi sebuah kebanggaan apabila dalam suatu hubungan ada bumbu perselingkuhan, weirdo!) tetapi selayaknya dibarengi dengan nada yang tidak “menye-menye” melulu. Sudah sedih buat apa ditambah sedih lagi. Kapan bangsa ini bisa bangun dari tidurnya yang lelap? Kalau memang lagu merupakan sarana pembentuk masyarakat, jadikanlah lagu menjadi alat pendidik yang baik dan tidak hanya mementingkan kantong semata-mata saja bung!


Tulisan kecil yang mengantarkan saya menjadi salahsatu jurnalis majalah tertua di Indonesia, HAI. It's been almost 5 years together and still counting....Learn alot from it!

Bulan terakhir di 2013

Tuesday, February 26, 2013

I'm 28!

Halloooo 2013! 

Februari memang menjadi bulan yang tepat untuk memulai tulisan saya di blog ini. Selain karena Januari nggak sempat, Februari adalah bulan yang paling membahagiakan sepanjang masa. Jelas, di bulan inilah saya lahir ke dunia (170285). Wajar aja kalau ini menjadi bulan favorit saya!






Halloooo 28!

Nah kan, apalagi dengan angka ini. Tepat di bulan Februari 2013, saya telah menginjak umur 28 tahun. Usia yang bukan lagi terbilang muda, tapi beranjak matang dan dewasa. Pelan-pelan saya harus terus mengevaluasi resolusi di tiap tahunnya, dan (seharusnya) menjadi hutang di tahun berikutnya. Malu rasanya, jika ternyata resolusi yang meleset lebih banyak ketimbang yang tercapai. Yaa, namanya juga manusia, sempurna itu cuma milik DIA.





Halloooo RideBike!

Let's have some fun with this new stuff. Haha...Kalau mengutip kata-kata Kohen,"Jangan pernah berfikir kalau kita itu dibuang lantaran pindah tempat. Anggap aja ini pelajaran baru, ilmu baru yang bisa nambah pengetahuan." Ya, keberlangsungan saya di HAI redaksional, khususnya online, akan berhenti di tahun ini. Lantas, ke manakah saya akan berlabuh? Salam gowes di RIDEBIKE Magazine. Majalah pesepeda yang berdiri sejak Agustus 2009 ini merupakan by product dari majalah HAI. Adalah Yorgi Gusman, editor yang dipercaya penuh untuk menjaga keberlangsungan RIDEBIKE sebagai majalah 'bungsu' milik HAI. Dan kini, sang editor mengemban tugas mulia yang lebih penting, yakni menjadi Redaktur Pelaksana untuk HAI. Saya? Ya, posisi editor berikutnya dipegang oleh saya, cyclist pemula yang merupakan satu-satunya wanita di redaksional RIDEBIKE. Welcome to the track, Wink!

Halloooo Kamu!

When friend become lover, then I hope there's no end and last forever. Now, (Lucky) I'm in love with my best friend. Heru Ponco Winoto. Kami saling mengenal sejak 12 tahun yang lalu, sejak berseragam putih abu-abu. Kalau dihitung mundur, kami juga sempat berada di satu SMP yang sama. Waktu juga yang ternyata mempertemukan komitmen kami di angka 27. Ya, semoga saja kami kelak berakhir bahagia, seperti keinginan saya untuk bisa menikmati sofa hijau kesayangan di hari tua bersamamu. Ya, kamu, kamu yang dulu bersepatu adidas Samba, penggemar BMX, doyan graffiti, sang 10 September, gitaris Lunatic Kids, jagoan Tata Negara, si pemberani dan pantang menyerah :*


Halloooo my new resolution!

Tanpa perpanjang waktu, mari menulis resolusi di tahun 2013:
1. Memperhatikan diri sendiri (kesehatan, penampilan, kebahagiaan)
2. SIM C, oi!
3. Minum air putih lebih banyak
4. Kerja keras, kerja cerdas
5. Olahraga yang rutin
6. Liburan yuk!
7. Time management
8. Nabung nabung nabung....
9. Mendekatkan diri kepadaNYA
10. Let's talk about what's so called 'A serious commitment' :)

Ready, Set, Go!


Thursday, November 15, 2012

Roller Coaster of Life

Hari ini, 16 November 2012. 

 Sebutlah kurang lebih 50 hari ke depan, saya akan menginjak tahun 2013. Merunut ke belakang, tahun ini saya serasa menaiki roller coaster superdahsyat yang pernah ada.

 Mengawali usia yang ke-27, saya mendapatkan kebahagian yang tiada tara dari teman-teman kantor HAI. Yaa, nggak seberapa sih, hanya saja sebuah kue imut berwarna cokelat dilengkapi beberapa lilin kontan membuat saya terharu. Belum lagi sepulang dari kantor, Mama ternyata juga menyiapkan kue untuk anak bungsunya tercinta. Semakin saya yakin, bahwa keberadaan mereka lah yang menjadikan saya semakin kuat dalam menjalani hidup. Nggak berhenti sampai di sana, dua sahabat baik saya pun dengan sangat sederhana mengajak saya untuk merayakan usia 'matang' ini makan bersama. Ditambah lagi dengan 3 kue mini dadakan ala Retno dan Bernard, saya pun teramat bersyukur dengan kebaikan hati mereka untuk memberikan waktu berharganya kepada saya.

 Namun, Allah itu Maha Adil, kebahagian saya pun diuji dengan munculnya fakta bahwa Papa Acuh harus cuci darah lantaran sakitnya yang kian tak kunjung sembuh. Papa sudah dirawat sejak awal Februari 2012, vonis tentang diabetes, ginjal, serta paru-parunya yang kondisinya makin menurun memaksa kami untuk menyerahkan persoalan ini ke pihak kedokteran.  Sebulan dirawat di RS Budi Asih, Papa terpaksa dilarikan ke RSPAU Halim demi mendapatkan penanganan cepat untuk cuci darah. Kejadiannya di bulan Maret. Bahkan ulang tahun Mba pun terpaksa kami rayakan di RS. Tapi, selama itu kami lakukan bersama, rasanya jauh lebih nikmat dan bahagia.

 Sebulan, dua bulan, tiga bulan, kondisi Papa yang naik turun benar-benar menguji mental saya sekeluarga. Ada momen di mana saya begitu sedih, kesal, senang, marah, hingga memutuskan untuk mengikhlaskan semua yang menjadi putusanNya. Hidup pun nampaknya serasa kurang adil, saya, saya yang pada akhirnya harus merasakan ini? Saya yang secara mental pun sebenarnya belum cukup kuat untuk menghadapi ini semua, sendirian.

 Walaupun support dari orang-orang terdekat selalu saya dapatkan selama menjalani cobaan ini, tapi yang namanya seorang Andwi Febriasrati Larasati belum pernah merasakan selemah ini. Dan, hal yang paling saya takuti pun tiba. Papa pun dipanggil yang Maha Kuasa. Kehilangan sosok seseorang yang sangat dicintai di bulan Juni, menjadi hantaman terhebat dalam hidup saya, Papa Acuh. Kedekatan saya dengan Papa Acuh memang nggak perlu diragukan lagi. Sosoknya yang keras, tegas, taktis, praktis, cuek, dan realistis secara natural masuk ke dalam diri saya. Ilmu kejujurannya dalam bersikap menjadi modal saya dalam menjalani hidup.

Dan, kepergiannya membuat saya yakin bahwa warisan karakternya lah yang akan saya ilhami untuk bisa bertahan dalam hidup. ALhasil, selepas Papa Acuh tiada, saya pun semakin sulit untuk diajak kompromi dengan sesuatu yang nggak masuk itungan saya. Andwi itu galak, jutek, keras, sinis, realistis, skeptis, cuek. Ya, itu saya.

Efek domino seketika menghampiri kemudian. Kesendirian yang makin terasa membuat saya menutup diri kepada siapa pun. Siapa pun. Mama, Mba, Sahabat, semuanya bernilai sama di mata saya. Nggak ada siapa pun yang bisa mengerti kegundahan hati saya sejak ditinggal Papa. Barangkali, hanya sang Pencipta yang tahu bagaimana hati saya bergejolak menghadapi ini semua.

But, GOD, This is the awkward part in 2012!!! Why do i have to feel this??!!! Saat saya merasakan kejatuhan itu semua, secara nggak sengaja pun saya merasakan hal yang selama ini saya slalu ingin ingkari. Hal yang SEHARUSNYA HARAM bagi saya untuk merasakannya dengan sesosok sahabat saya sendiri. Adalah seseorang sahabat yang ternyata sukses membuat saya merasakan 'sayang' yang beda. Fak! Bodoh, bodoh, bodoh, saya seharusnya nggak mengulangi itu untuk kedua kalinya.

Tapi memang, rasa penasaran untuk berani mengungkapkan apa yang saya rasakan menjadi mood booster saya dalam menantang sebuah arti hidup. Gila? Barangkali iya. Daripada mati konyol besok, atau mati penasaran, saya pun memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan kepada sahabat saya. Lucu juga sih, di saat saya sedang rapuh dan dihantam masalah, justru rasa sayang itu tumbuh tanpa sadar. Entah darimana, pelan-pelan makin terasa. Unlucky I'm in love with my best friend, and I know that this was (maybe) my Biggest mistake.

Again, ya sudahlah, semua sudah berlalu. Life is like a Roller Coaster, anyway. And guess what, shit happens. Happy Ending is only on a FairyTale, maybe. Sceptic? So, what? The less you give a damn, the happier you will be...

Can't wait for another adrenaline rush in 2013!!!!